SIKLON


1. PENGERTIAN DAN PERGERAKAN
Siklon adalah angin berputar menuju pusat tekanan udara rendah atau minimum ( -). Dengan kata lain, siklon adalah angin yang berputar ke dalam mengelilingi daerah tekanan minimum (purnama, 2013). Antisiklon kebalikan dari angin siklon yaitu angin yang berputar keluar dari pusat tekanan udara tinggi atau maksimum (+).


Berdasarkan gambar di atas maka dapat diketahui arah pergerakan angin siklon dan anti siklon:
a. Pergerakan siklon
          Utara : angin siklon pergerakan berlawanan dengan arah jarum jam
          Selatan : angin siklon pergerakannya searah dengan jarum jam

b. Pergerakan anti – siklon
          Utara : angin anti –siklon pergerakan searah dengan jarum jam
          Selatan : angin anti – siklon pergerakannya berlawanan dengan arah jarum jam

2. Bagaimana proses terbentuknya Siklon ?



          Sebelum menjelaskan terbentuknya siklon, perlu diketahui tentang Hukum Buys Ballot dan Gaya Coriolis. Hukum Buys Ballot adalah angin yang datang dari belahan bumi utara dibelokkan ke arah kanan, sedangkan angin yang datang dari arah selatan dibelokkan ke arah kiri (Nomyus, 2012). Gaya Coriolis adalah gaya semu akibat pengaruh rotasi bumi sehingga angin seolah-olah di belokkan ke arah kanan dari belahan bumi utara (BBU) dan dibelokkan ke kiri dari bumi belahan selatan (BBS) (Kurniawan, 2015).

Nah, setelah mengetahui Hukum Buys Ballot dan Gaya Coriolis, maka akan saya jelaksan bagaimana proses terbentuknya Siklon.

Maulana (2008) menyebutkan bahwa Siklon tropis terbentuk di atas laut di daerah tropis. Beberapa kondisi yang menyebabkan siklon tropis terbentuk sebagai berikut.
1.     Samudera atau laut yang luas dengan suhu permukaan laut yang cukup panas, yaitu di atas 260 C.
2.     Siklon tropis tidak terbentuk di atas daratan.
3.     Sebelum terjadi siklon tropis di suatu daerah, terdapat gangguan cuaca di daerah tersebut.
4.     Kelembapan udara pada permukaan sampai ketinggian 6 km cukup besar.
5.     Kecepatan angin relatif tinggi.
Pembentukan silon tropis terjadi ketika:
1.     Suhu permukaan laut yang panas (di atas 260 C ) menyebabkan tekanan di atas permukaan laut tersebut menjadi rendah.
2.     Adanya pusat bertekanan rendah ini menimbulkan angin yang bergerak dari yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah tersebut.
3.     Gaya Coriolis menyebabkan angin yang menuju daerah tekanan rendah dibelokkan dan pada jarak tertentu angin tersebut naik ke atas secara spiral.
4.     Udara basah yang terbawa oleh angin yang bergerak ke atas tersebut kemudian berkondensasi (mengembun), membentuk awan sambil melepaskan panas laten.
5.     Panas laten menyebabkan udara disekitarnya memuai dan terdorong keluar dari pusat badai. Hal ini menyebabkan tekanan di lapisan bawah terus berkurang sehingga angin bergerak masuk lebih cepat dan lebih banyak uap air yang terbawa.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa siklon tropis hanya terjadi di wilayah lautan saja dan terjadi di daerah tropis lintang di atas 10o utara maupun selatan. Oleh sebab itu, siklon tropis tidak terjadi di wilayah Indonesia, namun wilayah Indonesia hanya berbatasan dengan wilayah yang terjadi/pembentuk siklon tropis. Indonesia dalam hal ini, hanya sebagai daerah yang terdampak adanya Siklon Tropis. Disamping itu, siklon tropis terjadi pada wilayah peairan hangat dengan suhu 26o C. Syaifullah (2015) menyebutkan bahwa Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang  umumnya  mempunyai  suhu  permukaan  air laut hangat,lebih dari 26.5°C. Nah, karena adanya suhu yang hangat tsb menyebabkan terjadinya penguapan yang kemudian mengalami proses kondensasi (pembentukan awan).  Geograph (2015) menyebutkan bahwa transformasi uap air menjadi titik air di udara ini mengeluarkan energi yang disebut panas laten menjadikan udara tetap memanas di udara bagian atas. Nah, kemudian hasil dari panas laten di udara tersebut menghasilkan awan Kumulonimbus hingga ketinggian 10.000 m diatas lautan dan berbentuk spiral bergerak. Ketika udara di dalam siklon meningkat hingga level tertinggi, maka aliran udara akan terjadi keluar dari pusat angin (mata badai). Selanjutnya, Efek Coriolis kemudian akan memutar badai searah jarum jam di wilayah bumi utara sedangkan di wilayah bumi selatan akan mengarah berlawanan dengan arah jarum jam.

3. Siklus Hidup Siklon Tropis
Syaifullah (2015) menyebutkan bahwa Siklon Tropis mempunyai empat siklus hidup, antara lain :

a. Tahap Pembentukan
Ditandai  dengan adanya  gangguan  atmoster.  Jika  dilihat  dari  citra satelit  cuaca,  gangguan  ini  ditandai  dengan wilayah  konvektif  dengan  awan  - awan cumulonimbus.  Pusat  sirkulasi  seringkali  belum terbentuk, namun kadangkala sudah nampak pada ujung sabuk perawanan yang membentuk spiral. 

b. Tahap Belum Matang
Pada  tahap  ini wilayah  konvektif  kuat  terbentuk  lebih  teratur membentuk  sabuk  perawanan  melingkar (berbentuk  spiral)  atau  membentuk  wilayah  yang bentuknya  relatif  bulat.  Intensitasnya  meningkat secara  simultan  ditandai  dengan  tekanan  udara permukaan  yang  turun  mencapai  kurang  <  1000 mb  serta  kecepatan  angin  maksimum  yang meningkat  hingga  mencapai  gale  force  wind(kecepatan  angin  ≥  34  knot  atau  63  km/jam). Angin  dengan  kecepatan  maksimum terkonsentrasi pada  cincin yang mengelilingi pusat sirkulasi. Pusat sirkulasi terpantau jelas dan mulai tampak terbentuknya mata siklon.

c. Tahap Matang
Pada tahap matang, bentuk siklon  tropis  cenderung  stabil.  Sirkulasi  siklonik dan wilayah dengan  gale force wind  meluas, citra satelit  cuaca  menunjukkan  kondisi  perawanan teratur dan lebih simetris. Pada siklon tropis yang lebih kuat dapat jelas terlihat adanya mata siklon. Fenomena  ini  ditandai  dengan  wilayah  bersuhu paling hangat di tengah-tengah sistem perawanan dengan  angin  permukaan  yang  tenang  dan dikelilingi  oleh  dinding  perawanan  konvektif  tebal di sekelilingnya (dinding mata). Kecuali jika siklon tropis  berada  di  wilayah  yang  sangat  mendukung perkembangannya, tahap matang biasanya hanya bertahan  selama  kurang  lebih  24  jam  sebelum 
intensitasnya mulai melemah.

d. Tahap Pelemahan
Pada  tahap  punah, pusat  siklon  yang  hangat  mulai  menghilang, tekanan  udara  meningkat  dan  wilayah  dengan kecepatan  angin  maksimum  meluas  dan  melebar menjauh dari pusat siklon. Tahap ini dapat terjadidengan cepat jika siklon tropis melintas di wilayah yang  tidak  mendukung  bagi  pertumbuhannya, seperti  misalnya  memasuki  wilayah  perairan lintang tinggi  dengan suhu muka laut  yang dingin atau  masuk  ke  daratan.  Dari  citra  satelit  dapat terlihat jelas bahwa  wilayah konvektif siklon tropis tersebut  berkurang,  dan  sabuk  perawanan menghilang.  Waktu  rata-rata  yang dibutuhkan sebuah siklon tropis dari mulai tumbuh hingga punah adalah sekitar 7 (tujuh) hari, namun variasinya bisa mencapai 1 hingga 30 hari.
https://geograph88.blogspot.com/2015/10/proses-terbentuknya-angin-topan.html

Semoga artikel ini membantu dalam memahami siklon tropis ..., sangat menerima saran dan kritikan apabila terdapat kesalahan pada teori, kata, maupun kalimat. 

Daftar pustaka 
Purnama, hesti. 2013. Perbedaan angin siklon dan anti siklon, (online).           (http://hestipurnama.blogspot.com/2013/03/perbedaan-angin-siklon-dan-          angin.html), diakses tanggal 13 Maret 2019
Nomyus, light. 2012. Apa Itu Hukum Buys Ballot?, (online).           (http://lightnomyus.blogspot.com/2012/05/apa-itu-hukum-buys-          ballot.html#.XIjUzvkza00), diakses tanggal 13 Maret 2019
Kurniawan, Arif. 2015. Pengertian Gaya Coriolis Oseanografi, (online).           (https://www.scribd.com/document/259615771/Pengertian-Gaya-Coriolis-          OSEANOGRAFI), diakses tanggal 13 Maret 2019
Geograph88. 2015. Proses Terbentuknya Badai Siklon (Hurricane), (online).           (https://geograph88.blogspot.com/2015/10/proses-terbentuknya-angin-          topan.html), diakses tanggal 14 Maret 2019
Syaifullah, Djazim. 2015. Siklon Tropis, Karakteristik dan Pengaruhnya di Wilayah Indonesia Pada Tahun 2012. Jurnal Sains dan Teknologi Modifikasi Cuaca,           16(2), 61-71. http://ejurnal.bppt.go.id/index.php/JSTMC/article/view/1048

Comments

Popular posts from this blog

SOAL dan KUIS BAB ATMOSFER

ANGIN MUSON